Monday 28 September 2015

Catatan di Tahun Kedua


Hari di mana tulisan ini dibuat menandakan tepat dua tahun gue menjalani perkuliahan di kampus UFO.

Dua tahun lalu, gue masih menjadi seorang mahasiswa culun. Menuruti apa-apa saja yang diinfokan oleh panitia Ospek.
Disuruh pakai setelan putih-hitam, gue turuti.
Disuruh mencukur rambut sampai botak, gue cukur.
Disuruh buat perintilan Ospek, gue bikin dengan sebaik mungkin.
Disuruh datang ke acara puncak penyambutan mahasiswa baru, gue ketiduran.

Dan akhirnya pengorbanan gue mencukur rambut hingga botak menjadi sia-sia.


sumber

Dua tahun telah lewat. Bukan tiba-tiba bablas ga terasa sama sekali. Gue tetap merasakan setiap detik yang berjalan, walau pikiran gue mengawang kemana-mana. Entahlah, tapi sepertinya yang melalui semua kejadian kemarin bukan gue yang sesungguhnya.

Saturday 26 September 2015

Muka Lu Ngeselin!


Satu lagi topik random yang ingin gue bahas kali ini. Mengenai wajah atau muka. Seumur gue hidup, terhitung sudah 286.583.471 kali orang berkomentar negatif tentang muka gue. Mulai dari dibilang jutek, galak, ngeselin, nyolot, dan istilah lain yang sejenis dengan itu.

Pengakuan ini gue dapat dari beberapa kerabat yang akhirnya mengetahui jati diri gue yang asli. Dulu mereka menganggap gue orang yang serius, jutek, dan galak. Tapi setelah mereka mengenal gue dengan baik, akhirnya mereka sadar kalau gue sebenarnya ga terlalu serius, ga terlalu jutek, dan ga terlalu galak. Syukurlah.

batak muka jutek radja nainggolan
image by advarsitysports.com

Gue rasa penyebab utama muka gue terlihat galak adalah karena anatominya. Seperti keturunan Batak tulen pada umumnya, gue diberkahi muka dengan sudut-sudut tegas. Kata orang sih bentuk muka gue terlihat gagah dan kokoh. Padahal ya kalau ditonjok tetap aja bonyok.

Wednesday 23 September 2015

WhatsApp dan Drama


WhatsApp. 

Ini adalah satu-satunya aplikasi chat yang kompatibel dengan HP jadul gue. Sejauh ini gue cukup nyaman memakai aplikasi satu ini. Tampilannya simpel, menunya gampang diakses, memori kecil, sopan, berjiwa besar, suka menabung dan yang terpenting rajin update, termasuk buat HP jadul gue ini. Dalam rentang waktu tertentu selalu ada aja fitur baru yang ditawarkan. Fitur-fiturnya terbilang inovatif dan memudahkan. 

WhatsApp messengger bbm line kakaotalk

Ada yang namanya fitur Last Seen. Semacam informasi tentang kapan terakhir kali pengguna mengakses aplikasi. Kalo buat gue, ini fitur sangat membantu. Gue bisa tau kapan terakhir orang yang mau dihubungi mengakses HP-nya. Jadi bisa memperkirakan apakah gue akan mengganggu atau engga. Misal ada tulisan ‘online’ lebih bagus lagi. Asumsi gue, dia lagi senggang dan bakal lebih cepat merespon.

Tuesday 22 September 2015

Pria Tua dan Hujan



Mataku sesekali menatap sosok pria tua yang duduk di pojokan Cafe ini. Memastikan dia tetap diam di tempatnya dan tidak melakukan hal-hal yang tak semestinya. Sudah hampir dua jam aku berada di sini. Dan selama itu pula dia duduk di sana menyeruput kopinya sambil menatap ke arah luar. Hanya duduk dan meminum kopi memang, tapi aku rasakan aura yang tidak biasa pada sosoknya. Membuatku sangat tidak nyaman.

Aku mencoba sekuatnya mengabaikan kehadiran pria tua itu. Memfokuskan diri pada laptop silver-ku, menyelesaikan artikel yang kutulis untuk kantor. Sebuah tulisan tentang hujan. Tapi tenang saja, aku bukan ingin menulis sajak indah mendayu-dayu melukiskan keindahan kumpulan titik-titik air itu. Lebih kepada analisa ilmiah soal hujan yang tak kunjung membasahi bumi selama berbulan-bulan. 

pria tua hujan rainy hujan
image by rhads.deviantart.com

Sengaja aku memilih mengerjakannya di Cafe ini. Suasananya yang tenang membantuku mengeluarkan ide-ide segar sebagai bahan tulisan. Aku mulai larut pada artikel yang kutulis. Mengetikkan kata demi kata dan sejenak mengambil kesempatan untuk merenggangkan tubuh.

“Harinya panas ya.” tiba-tiba terdengar suara dari arah sebelah kiriku.

Saturday 19 September 2015

Rheumatoid Arthritis?


Rheumatoid Arthritis? Apa itu? Apakah sejenis hasil fermentasi dari kacang kedelai dan ampas kelapa? 

Bukan. Itu tempe bongkrek.

Rheumatoid arthritis adalah semacam penyakit yang disebabkan kelainan sistem kekebalan tubuh (imunitas). Kenapa imunitas -yang bertujuan melindungi tubuh- malah bisa membuat sakit? Simak penjelasannya berikut.


Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis autoimun

Jadi dalam tubuh kita ada yang namanya sistem kekebalan tubuh. Fungsinya adalah menjaga tubuh kita dari paparan benda-benda asing semacam virus, bakteri, kuman, dan sebagainya. Nah, untuk melancarkan aksinya, sistem ini bakal memproduksi suatu zat yang namanya antibodi. Gunanya buat apa? Ya buat ngancurin benda-benda asing yang berpotensi membahayakan itu.

Itu kondisi yang ideal. Tapi dalam hidup, tidak semua berlangsung dengan ideal kan?

Friday 18 September 2015

Langka



image by litstack.com

Jaman modern begini udah ngga ada cewek yang mau baca buku. Pasti lebih memilih buat mantengin layar handphone atau laptop. Kayak elu sekarang nih.

Pemikiran tadi gue dapatkan dari pengamatan gue terhadap orang-orang sekitar. Tak terkecuali diri gue sendiri, yang udah mulai jarang beli buku. Tapi kalo gue sih lebih kepada alasan finansial. Untuk menyiasatinya, gue beralih mencari artikel-artikel atau jurnal gratisan di internet. Intinya sama-sama bacaan kan.

Tuesday 15 September 2015

Ooh, We Love You!



Siang-siang gini ngomongin bola asik kali ya? Gue suka nonton bola secara umum itu mulai gue masih bocah sekitar tahun 2000 lah. Awal-awal tahun 2000-an, di Indonesia lagi musimnya Liga Italia. Semua orang berbondong-bondong menonton pertandingan Serie A. Gue juga. Bahkan dulu gue menjagokan Juventus biar ga kalah gaul sama teman-teman gue di sekolah.

Gue sempat menyukai banget gaya main Italia. Bukan apa-apa, saat itu cuma pertandingan Serie A yang tayang di Indonesia. Gue ga punya perbandingan sama Liga lain di dunia. Menurut gue saat itu cara main yang bagus adalah cara Italia.

Sampai akhirnya suatu saat ada salah satu TV membeli hak siar Liga Inggris. Di layar kaca gue lihat sebuah tim dengan jersey dominasi merah-putih. Sangat menggugah jiwa nasionalisme gue tentu saja. Gue perhatikan gaya mainnya beda dari yang selama ini gue tau.  Keren. Oper-operannya cepat dan tepat, ga kayak tim-tim dari Italia yang cenderung lambat dan hati-hati.

Sunday 13 September 2015

Lepas Kendali



cerpen horror thriller darah polisi

Alex dan Benny dengan tergesa-gesa memasuki kontrakan yang mereka sewa. Kaos yang mereka kenakan basah oleh peluh dan sedikit bercak merah yang mulai menghitam. Keduanya langsung terjatuh begitu sampai di dalam ruang tamu. Nafas mereka memburu, tubuh Benny sekarang gemetar hebat dengan wajah pucat pasi.

“Sss..se. sekarang gimana Lex?” Benny akhirnya bersuara dengan bibir bergetar.

“Ya, sabar dong! Gue juga butuh waktu buat mikir.” sahut Alex dengan ketus.
“Mending lo tutup tuh pintu terus kunci rapet-rapet.” sambungnya lagi.

Benny berjalan ke arah pintu secara perlahan. Lututnya lemas hingga hampir tak sanggup menahan beban tubuhnya. Melongok keluar memastikan tak ada yang mengikuti mereka. Diraihnya gagang pintu, kemudian diputarnya anak kunci yang terpasang di sana, bermaksud mengunci pintu. Namun malah terlepas. 

Tangannya berguncang hebat, tak bisa ia kendalikan. Keringat dingin mulai muncul dari kening dan tengkuknya. Terus mencoba memutar anak kunci, tapi ia masih belum bisa menguasai gerak tangannya sendiri. Kemudian ia coba berhenti sejenak guna mengambil nafas panjang. Memejamkan mata untuk membuatnya lebih tenang.

“AAARGHH” ia berteriak melepas semua perasaan tegang yang menyelimuti.

Friday 11 September 2015

Pungguk yang Malang


Langit telah mengubah warnanya dari merah jingga menjadi kelabu tanda malam segera tiba. Si Pungguk bersiap di tempatnya menanti sang Bulan muncul menyunggingkan senyumnya yang bersinar. Menatap ke arah cakrawala yang sebagian telah berganti kelam, melebur batasan antara langit dan bumi. Dingin yang menusuk memaksa si Pungguk merapatkan sayap untuk menghangatkan badan. Meringkuk di ranting sebuah pohon demi pujaan jiwanya.



Sang Bulan bukan tidak tahu jika si Pungguk sedang menantinya. Setiap kali sang Malam menjemput, ia selalu berdebar memastikan adakah si Pungguk bertengger di tempatnya. Bukan, bukan karena sang Bulan menginginkan kehadirannya. Hanya mengingat kembali cara apa yang belum dipakai untuk dapat menghindarinya. Sang Bulan sudah muak dengan cemooh para penghuni langit tentang ketidakpantasan jalin hubungan antara dirinya dan si Pungguk.

Wednesday 9 September 2015

Berjuanglah Jagoan!

“Bang, tidur cepat kau. Besok kita berangkat pagi-pagi.”

“Iya, berangkat jam berapa emang?”

“Jam enam. Kau bangun jam setengah lima lah biar aman.”

"Yassalam."

Dialog di atas adalah potongan percakapan seorang Bapak dengan anak lelakinya yang super tampan. Ya, gue tentu saja.

Hari ini, tanggal 9 September 2015, gue bermaksud untuk menghadiri acara pelantikan adik gue satu-satunya di sebuah kampus kedinasan.  Adik gue ternyata lolos semua tahap seleksi yang diselenggarakan oleh kampus tersebut. Dari yang awalnya ada 3500-an orang akhirnya tersaring jadi 80 orang saja. Itu artinya peluang lolos cuma sekitar 2 persen. Dan tes yang diberikan bermacam-macam, mulai dari akademis hingga fisik. Standar sekolah kedinasan lah. Cukup membuat gue bangga, walaupun sesungguhnya gue ga punya andil apa-apa sih atas keberhasilan dia.


Selama sebulan kemarin adik gue menjalani semacam Ospek dari kampusnya. Rangkaian awal penyambutan dilakukan di pusat pelatihan militer yang terletak di markas Kopassus, Batujajar. Super greget. Acaranya bertajuk Pembentukan Karakter. Gue ga kebayang pelatihan yang diberikan para anggota Kopassus itu. Pelatihan dilakukan sebulan penuh dan baru hari ini gue berkesempatan menjumpainya lagi. Maka, gue langsung menerima tawaran Bapak buat ikut ke acara pelantikan ini.

Oh ya, sekadar info, adik gue juga tembus SBMPTN di Fakultas Hukum universitas negeri ternama di Depok. Gue dan Abang gue udah berusaha membujuk agar dia agar kuliah di FH aja. Tapi dia tetap dengan pendiriannya untuk kuliah di kampus kedinasan itu. Perjuangannya lebih berat kata dia. Di SBMPTN nasibnya ditentukan cuma dengan beberapa jam ujian tulis. Sedangkan di kampus kedinasan seleksi masuknya makan waktu berbulan-bulan. Itu jadi salah satu pertimbangannya selain masalah ikatan dinas dan bebas biaya kuliah. Ya sudahlah, toh dia ini yang menjalani perkuliahan.