“Bang, tidur cepat kau. Besok kita berangkat pagi-pagi.”
“Iya, berangkat jam berapa emang?”
“Jam enam. Kau bangun jam setengah lima lah biar aman.”
"Yassalam."
Dialog di atas adalah potongan percakapan seorang Bapak dengan anak lelakinya yang super tampan. Ya, gue tentu saja.
Hari ini, tanggal 9 September 2015, gue bermaksud untuk menghadiri acara pelantikan adik gue satu-satunya di sebuah kampus kedinasan. Adik gue ternyata lolos semua tahap seleksi yang diselenggarakan oleh kampus tersebut. Dari yang awalnya ada 3500-an orang akhirnya tersaring jadi 80 orang saja. Itu artinya peluang lolos cuma sekitar 2 persen. Dan tes yang diberikan bermacam-macam, mulai dari akademis hingga fisik. Standar sekolah kedinasan lah. Cukup membuat gue bangga, walaupun sesungguhnya gue ga punya andil apa-apa sih atas keberhasilan dia.
Selama sebulan kemarin adik gue menjalani semacam Ospek dari kampusnya. Rangkaian awal penyambutan dilakukan di pusat pelatihan militer yang terletak di markas Kopassus, Batujajar. Super greget. Acaranya bertajuk Pembentukan Karakter. Gue ga kebayang pelatihan yang diberikan para anggota Kopassus itu. Pelatihan dilakukan sebulan penuh dan baru hari ini gue berkesempatan menjumpainya lagi. Maka, gue langsung menerima tawaran Bapak buat ikut ke acara pelantikan ini.
Oh ya, sekadar info, adik gue juga tembus SBMPTN di Fakultas Hukum universitas negeri ternama di Depok. Gue dan Abang gue udah berusaha membujuk agar dia agar kuliah di FH aja. Tapi dia tetap dengan pendiriannya untuk kuliah di kampus kedinasan itu. Perjuangannya lebih berat kata dia. Di SBMPTN nasibnya ditentukan cuma dengan beberapa jam ujian tulis. Sedangkan di kampus kedinasan seleksi masuknya makan waktu berbulan-bulan. Itu jadi salah satu pertimbangannya selain masalah ikatan dinas dan bebas biaya kuliah. Ya sudahlah, toh dia ini yang menjalani perkuliahan.