Tuesday 4 October 2016

Dua Puluh Tiga






Oktober kedua puluh tiga
adalah tentang pagi yang diawali dengan cerah ceria.
Diselipi hatur kata penuh semoga dari seluruh sanak keluarga.
Tanpa kue penuh warna,
tanpa kemeriahan pesta.

Hanya ada doa.

Sederhana. Sewajarnya saja.

Ini adalah tentang perpindahan ke lingkungan pembelajaran.
Tentang hidup yang jauh dari gegap gempita,
layaknya sesuatu yang berjalan sesuai semestinya.

Karena memang Oktober kedua puluh tiga
dan mungkin Oktober-Oktober selanjutnya
akan tetap dirahasiakan dari mereka.

Ini adalah tentang siang menyengat.
Di sebuah ruangan pengap. Tersekap. Berkeringat.
Peluh menggumpal pekat tanpa bisa dihambat.

Namun dalam sesaat, segalanya berubah begitu cepat.

Tiba-tiba saja, Oktober kedua puluh tiga
menjelma menjadi senja yang bermuram durja.
Tentang langit gelap yang tertutup hitam awan.
Membawa udara dingin menusuk lewat angin dan tetesan hujan.

Lalu beralih
ke sebuah malam yang menggigilkan.
Menjadikan semangkuk mie instan mendingin perlahan
serta segelas teh manis tak lagi terasa hangat di genggaman.

Ini adalah tentang risau dan letih
yang bergerak lemah dan tertatih.
Dalam diam menginstropeksi semua yang terlewati.

Oktober kedua puluh tiga
adalah tentang usia yang kian menua
dan segenap usaha agar lebih bisa berguna.

Oktober kedua puluh tiga
adalah tentang selaksa harap yang samar terucap
dalam perjalanan menuju lelap.

Semoga masih akan tetap ada
Oktober-Oktober selanjutnya.

Dan
semoga dapat selalu bermakna
di Oktober-Oktober selanjutnya.

Tulisan Lain

No comments:

Post a Comment