Di dalam bahasa Indonesia, kita mengenal berbagai macam kata sapaan atau panggilan untuk orang lain. Dan semuanya tentu didasarkan kepada siapa kita berbicara. Jika kita berbicara kepada wanita yang umurnya tidak terlalu jauh di atas kita, bisa dipergunakan sapaan ‘Kak’ atau ‘Mbak’. Terhadap lelaki yang jauh berumur di atas kita, mungkin sapaan ‘Pak’ akan terdengar lebih cocok.
Dari sekian banyak sapaan, ada beberapa di antaranya yang membuat gue kadang menggelinjang saat mendengarnya. Terutama kata sapa sok asik antara wanita kepada wanita lainnya semacam ‘Jeng’, ‘Sist’, ‘Beib’, ‘Cyin’, dan sapaan aneh lainnya.
Tapi dari yang beberapa itu, tetap yang paling pecah menurut gue adalah sapaan ‘Bunda’.
Gue masih ngga ngerti bahwa ada orang di luar sana yang memanggil orang asing yang ditemuinya dengan sebutan Bunda.
Gue bukannya ngga suka sama kata ‘Bunda’. Itu adalah sebuah kata yang bagus menurut gue. Tapi dengan catatan, penggunaannya harus disesuaikan. Kalo seorang anak memanggil ibunya dengan sebutan Bunda, tentu cocok. Atau seorang suami kepada istrinya, bolehlah. Tapi kepada orang asing?
Bahkan Ibu gue (yang notabene seorang wanita dewasa) aja geli banget kalo disapa sama orang asing dengan sebutan Bunda. Pernah dulu kejadian doi dipanggil Bunda sama pramuniaga toko pas lagi belanja. Lalu berujung pada jatuhnya mood doi selama seharian penuh.
Itu baru Ibu gue. Gimana dengan wanita lain di luar sana?
Atau gimana kalo yang dipanggil ‘Bunda’ adalah... seorang lelaki gondrong yang gagah dan penuh wibawa?