Friday 18 March 2016

Setahun Berbagi


Setahun lalu, tepatnya pada 17 Maret 2015, untuk pertama kalinya gue mempublikasikan tulisan di blog ini. 

sumber
Awalnya, gue membuat blog dengan didasari keinginan untuk menuliskan semua proses pengobatan TB paru gue secara terperinci. Yap, setahun lalu, penyakit paru gue kambuh dan itu menyebabkan trauma yang cukup dalam. Sebab gara-gara proses pengobatan sebelumnya, gue tumbang. Beneran ngga bisa melakukan aktivitas fisik dan harus bedrest selama enam bulan. 

Ingatan buruk itu terus menghantui bahkan setelah gue dinyatakan sembuh. Sehingga pas dokter menyatakan penyakitnya kambuh, gue panik. Gue masih ngga siap menghadapi efek samping dari obat-obatan itu lagi. Bayangan tentang rasa mual, lemas, dan pusing terus muncul di pikiran gue. Padahal gue belum minum obatnya sama sekali. 

Begitu keluar dari ruang praktik dokter, gue langsung ke bagian rawat inap. Menanyakan apakah ada kamar rawat yang tersedia, menanyakan prosedur birokrasinya, sampai biaya per malam.

Bahkan keesokan harinya gue langsung membuat blog ini karena gue pikir setelah pengobatan gue bakalan ambruk lagi. Dan berpikir satu-satunya hal yang bisa gue lakukan cuma menulis. Iya, gue se-desperate itu.

Harinya pun tiba, gue mulai mengonsumsi obat TB paru itu. Oh ya, selain obat minum, gue juga menjalani terapi injeksi alias suntik. Cerita selengkapnya bisa dilihat di sini. Seharian gue gelisah menunggu apakah efeknya bakal sama seperti sebelumnya. Agak sore, gue mulai merasa mual dan pening ringan. Keringat dingin pun udah mulai merembes di malam harinya. ‘Anjis, bakalan tepar lagi nih’ batin gue.

Tapi ajaibnya, efek itu perlahan berkurang sampai ke batas yang bisa gue tolerir. Memang masih terasa, namun ngga mengganggu aktivitas gue secara keseluruhan. Walau muncul pula efek samping lain yang belum gue pernah rasakan sebelumnya. 

Nah, karena pengobatannya ngga terlalu parah kayak yang gue duga sebelumnya, perlahan tujuan nge-blog gue bergeser. Dari yang tadinya mau bergalau ria gara-gara penyakit, menjadi keinginan buat sharing. Sekaligus menjelaskan keadaan gue lewat tulisan. Karena gue sering banget dapat pertanyaan “sebenernya lu sakit apa sih?” dari orang sekitar, yang akan langsung gue jawab “baca aja blog gue.”

Karena menjelaskan hal yang sama berulang kali ke orang-orang bakal makan banyak energi. Dengan mengandalkan blog, semua jadi lebih mudah. Tinggal tulis sekali, terus kalo ada orang nanya, gue tunjukin aja tulisan yang berkaitan sama pertanyaannya. Simple.

Seiring berjalannya waktu, bahasan gue tentang penyakit perlahan berkurang. Sebab gue merasa udah cukup jelas penjabaran soal itu. Tubuh gue pun masih stabil. Ngga bertambah baik apalagi buruk. Di situ-situ aja.

Maka gue berpikir buat mengisi blog ini dengan tema tulisan lain. Itulah mengapa gue lalu memberanikan diri sharing tentang kehidupan sehari-hari. Tentang kampus, teman-teman, dan keluarga. Terus bertambah lagi bahasan tentang isu hangat di masyarakat. Opini gue terhadap kejadian di sekitar. Dan terakhir, tulisan favorit gue, cerpen dan prosa.

Cerpen dan prosa menjadi topik yang paling banyak dilihat di blog gue ini. Apalagi kalo udah gegalauan. Dalam sehari bisa melonjak tajam deh viewer-nya. Gue pun agak heran, soalnya tulisan gue, jujur aja masih cemen. Tapi entah kenapa viewer-nya bisa tinggi di bahasan itu. Memang dasar kalian generasi galau.

Oh ya, ngomongin traffic, di blog gue ini sebenarnya traffic-nya masih rendah banget. Terakhir gue cek, hanya 3500 viewers dalam setahun ini. Maklum, gue kurang populer. Berarti rata-rata cuma sembilan orang mengunjungi blog gue dalam sehari. Itu pun kalian lagi, kalian lagi. Tapi ngga apa-apa ya, jangan bosan-bosan main ke sini. Terus misalkan kalian baca tulisan yang dianggap bagus di sini, boleh kok di-share ke temen-temen kalian. #ngarep

Selain traffic, hal yang biasa dilihat dalam blog adalah komentar. Ini pun ngga beda jauh nasibnya sama visitor blog gue. Sepi-sepi aja. Sekalinya ada yang lumayan banyak komentar ya postingan gue soal bokong berdarah ini. Walau gue cukup senang sih, niat gue berbagi dapat memberikan rasa senasib sepenanggungan sama orang lain.

Sama seperti sebelumnya, gue pun mengharapkan feedback dari kalian buat mengoreksi kesalahan gue lewat kolom komentar. Karena kadang kita ngga bisa kan melihat kesalahan kita sendiri. Gue penasaran, apakah tulisan gue udah cukup mengalir? Apa penjelasan gue mudah diterima? Apa kalian bisa merasa seolah berada dalam cerita? 

Gue sih pengennya kalian bisa memberikan penilaian itu, tapi kalo emang ngga sempat buat komentar ya ngga apa, jangan dipaksa.
Lah. Plin-plan.

Selanjutnya yang mau gue bahas adalah perihal ‘nyawa’ dalam tiap postingan gue. Entah cuma gue yang merasa, atau kalian juga. Yang jelas dalam beberapa post terakhir, sepertinya tulisan gue ‘kosong’. Gue ngga lagi bisa menulis sebebas dan selepas dulu.

Ironisnya, ini terjadi justru karena gue banyak membaca teori menulis dan teori nge-blog. Gue pernah membaca bahwa nge-blog itu harus konsisten. Maka dari itu gue membuat target harus ada tulisan baru tiap minggu. Dan tanpa sadar itu malah membebani gue. Menulis buat memenuhi deadline itu sulit. Beda dengan bekerja.

Terbukti dari jumlah post gue dalam setahun umur blog ini hanya menyentuh angka lima puluh. Kurang dua tulisan lagi. Gue udah coba mengedit draft yang menumpuk, tapi tetap ngga ada tulisan yang gue anggap layak. Jadinya mentok aja di lima puluh post itu.

Ke depannya gue ngga mau lagi membuat target. Soalnya di awal-awal, tanpa target, tulisan gue malah bisa lebih produktif. Mulai sekarang, gue bakal luruskan niat buat sharing aja. Ngga ada lagi terpaku harus menulis karena target mingguan.

Okelah, gue rasa sampai di sini aja yang bisa gue bagi. Jujur aja, setahun menulis ini membuat beban hidup gue berkurang karena dapat melampiaskan emosi lewat tulisan. Gue emang agak susah kalo harus cerita sama orang. Makanya blog ini menjadi alternatif gue dalam berkisah.

Lalu sekali lagi, gue ucapkan terima kasih ke kalian yang udah mau bolak-balik berkunjung ke sini. Jangan kapok main-main lagi ya. Dan khusus buat penggemar gegalauan, tenang aja. Gue udah punya stok tulisan untuk kalian. Ditunggu ya.

Akhir kata,
sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Tulisan Lain

1 comment:

  1. Mas ridwan sy senang Kok membaca pengalaman mas yg sakit tb. Saya merasa Ternyata diluar Sana juga Ada yang TB nya kambuh. Sy juga Sedang terapi injeksi skr mas 2 bln, skr masih 10hr berjalan. Sy sering mengunjungi blog mas ridwan, setelah membaca2 sy termotivasi mas. Terimakasih. Sy mendukung tulisan mas ridwan.

    ReplyDelete