Wednesday, 27 January 2016

Terbentur Perbedaan


Adalah Vanessa nama cewek yang tadi gue ajak berkenalan di kantin kampus. Sejujurnya sudah lama cewek satu ini menarik perhatian gue. Ngga tau kenapa rasanya adem aja tiap melihat dia. Apalagi kalau memandangi wajahnya yang berbentuk oval, dengan mata sipit dan hidungnya yang mancung. Dilengkapi bibir tipisnya, maka bisa gue bilang wajahnya oriental sekali. 

Perawakannya proporsional dan cukup tinggi untuk ukuran cewek. Kira-kira 170-an centimeter. Kulitnya putih bersih terawat layaknya putri raja. Tapi yang paling ngga bisa gue lupakan adalah suaranya. Lembut sekali. Terbayang terus merdu suaranya saat adegan perkenalan di kantin tadi.

“Aku Vanessa” ujarnya seraya mengulurkan tangan.

“Adam.” gue berkata sambil menyambut uluran tangannya. Halus.

Itulah cuplikan adegannya. Sisanya biar gue simpan sendiri

Oh ya, nama gue Adam. Tapi tenang, gue bukan Adam yang kalian kira. Gue bukan sosok yang awalnya tinggal di Surga, terus makan buah khuldi, dan berujung dibuang ke bumi. Itu Adam yang lain. Dan gue juga bukan lelaki berkumis tebal yang beristrikan penyanyi dangdut.

Wednesday, 20 January 2016

Kembali Digunakan



Fashion is not my passion.

Agaknya ungkapan itu cocok buat menggambarkan diri gue. Prinsip gue dalam berpakaian adalah ‘asal jangan telanjang’. Maka jangan heran kalo gue seringkali berpakaian seadanya. Buat gue, kaos oblong dan celana jeans gombrong adalah perpaduan maut. Tingkat kenyamanan yang tercipta sungguh sangat tinggi.

Kaos oblong merupakan pilihan paling ideal buat orang berdarah panas macam gue. Sedangkan jeans gombrong sangat berjasa menunjang pergerakan. Begitu nyaman, adem, dan membebaskan. Oh ya, ditambah dengan sepatu kanvas butut yang udah mengikuti bentuk kaki. Sempurna.

Wednesday, 13 January 2016

Maaf Terakhir


“Ra, aku minta maaf.”

“...”

“Iya, emang tadi aku yang salah karena telat bangun pagi. Aku salah karena semalam begadang nonton tim bola jagoan aku. Tapi kamu tau sendiri kan? Semalam, tim jagoan aku lagi ngelawan musuh bebuyutannya, ngga mungkin aku lewatin, Ra.”

“...”

“Lagian tadi aku juga udah sebisa mungkin biar kita bisa tepat waktu sampe di acara temenmu itu. Aku udah ngebut banget bawa motornya, Ra. Bahkan walau ngga pake kacamata, aku tetap paksain buat ngebut.”

“...”

“Ra, bener sekarang aku nyesel banget. Aku ngga nyangka bakal begini akhirnya.”

“...”

“Zahra sayang, maafin aku ya.”

“...”

“Kamu mau kan maafin aku? 
Ra? Zahra? 
Zahra!”

“...”

Cklek!
Pintu ruangan terbuka. Muncul sesosok pria paruh baya mengenakan jas putih dan mengalungkan stetoskop di lehernya. Terlihat ia membawa sebuah papan jalan dengan selembar kertas di tangan yang lain.

“Apa Anda anggota keluarganya?

“I..iya, Dok. Saya suaminya.”

“Bisa tolong tandatangani ini?”

“Apa ini, Dok?”

“Surat persetujuan tindak otopsi.”

Tuesday, 5 January 2016

Geng Kuda dan Resolusi Tahunan


Pertama, biar seperti anak gaul lainnya, izinkan gue mengucapkan

“Happy New Year! Oh 2016, please be nice!”

Oke sudah.

2016


Jadi gimana nih keadaan setelah double long weekend kemarin? Masih kebawa suasana liburan atau udah fokus sepenuhnya menjalani kenyataan?.Mudah-mudahan sih makin semangat ya beraktivitas.

Gue sendiri menghabiskan liburan kemarin cuma dengan leyeh-leyeh doang di rumah. Fisik emang ngga bisa bohong. Bahkan gue melihat berita macet di TV aja jadi ikutan capek sendiri. Cemen abis.