Internet telah menyediakan ruang berekspresi seluas-luasnya untuk setiap orang. Terutama buat orang-orang yang kurang eksis di dunia nyata.
Internet seakan menjadi satu-satunya jalan bagi mereka agar tetap dianggap ada. Sebuah taman bermain tanpa batas dan tempat berkarya dengan bebas.
Namun kini, di tengah derasnya aliran arus informasi, internet perlahan berubah menjadi rimba luas yang teramat ganas. Kebebasan berekspresi yang seharusnya dimanfaatkan untuk menciptakan hal-hal kreatif, malah dipergunakan untuk berbagai aktivitas negatif.
Salah satu aktivitas negatif yang belakangan sering gue lihat adalah makin banyaknya komentar pedas yang bertebaran di sosial media. Entah itu Twitter, Facebook, Youtube, atau Instagram.
sumber |
Kesibukan gue sekarang emang mengharuskan gue buat menganalisa topik yang lagi hangat diperbincangkan di masyarakat. Itulah kenapa gue sering banget berkeliaran di berbagai sosial media untuk mencari informasi terkini. Sayangnya, yang banyak gue temukan bukannya pengetahuan, tapi malah bermacam cacian.
Yap, inilah hal lain yang ditawarkan oleh internet, sebuah kemudahan berkomunikasi. Di mana kita bisa berinteraksi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka langsung. Kemudahan yang kerap kali disalahgunakan untuk ‘menyerang’ orang lain secara virtual. Bahkan kepada orang asing yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Gue sebenarnya udah menganggap fenomena ini sebagai penyakit. Penyakit mental lebih tepatnya. Karena menghina orang asing tanpa alasan yang jelas hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang yang ‘sakit’.