Beberapa hari terakhir, para gamers di seluruh dunia lagi heboh-hebohnya dengan sebuah game yang bernama Pokemon Go. Buat yang belum tau, Pokemon Go adalah sebuah game berjenis augmented reality, di mana game ini memasukkan unsur virtual ke dalam dunia nyata.
Kalo kalian pernah main game Mosquitos di HP Nokia jadul, nah kira-kira begitulah konsep augmented reality. Game Mosquitos bakal mengaktifkan kamera HP guna merekam keadaan di sekitar, lalu memasukkan nyamuk virtual ke dalam layar. Nyamuk-nyamuk virtual itu nantinya harus kita tembak dengan menekan tombol tertentu untuk mendapat skor.
Pokemon Go sebenarnya mirip seperti itu, cuma dalam level yang lebih tinggi lagi. Ngga hanya gambar dari kamera, game ini juga menyertakan fitur GPS. Jadi posisi pemain dan setting lokasi di dalam game didasarkan pada keadaan dunia nyata.
Dalam Pokemon Go, kita diharuskan untuk berkelana mencari monster-monster Pokemon yang berkeliaran di sekitar. Berhubung ini game augmented reality, maka ‘berkelana’ di sini diartikan secara harfiah. Yang berarti kita diwajibkan untuk benar-benar berjalan ke luar ruangan. Mencari keberadaan Pokemon dengan peta sesuai tempat di mana kita berada. Untuk penjelasan lebih lengkap bisa cek di
sini.
Kedengarannya emang sangat menarik. Terutama bagi penggemar anime dan game versi jadul Pokemon di Nintendo. Kalo dulu mereka hanya bisa berburu Pokemon dalam game, sekarang mereka bisa melakukannya secara nyata. Ini ibarat sebuah mimpi yang menjadi kenyataan buat seluruh fans Pokemon di muka bumi.
Namun terlepas dari gameplay yang teramat keren, gue malah kepikiran soal faktor keamanannya.
Dengan konsep menggabungkan dunia game dan dunia nyata, game ini sebenarnya cukup membahayakan pemainnya. Terlebih buat orang-orang ceroboh macam gue ini. Karena saat lagi berburu Pokemon, kemungkinan besar perhatian kita tersedot sepenuhnya ke gadget dan menghiraukan keadaan sekitar.
Ngga usah jauh-jauh. Sore beberapa hari lalu, pas gue lagi beli cemilan ke luar rumah, gue melihat sendiri ada orang hampir celaka gara-gara Pokemon Go. Jadi, pemain Pokemon Go ini adalah seorang bocah. Dari awal gue udah mulai curiga sama cara jalannya yang serampangan. Ditambah lagi dia terus-terusan mantengin layar smartphone-nya..
Benar aja, ngga berapa lama dia mulai berjalan ke arah got di pinggir jalan sambil tetap melihat layar HP. Itu bocah hampir aja nyusruk ke dalam got. Untungnya sebelum itu terjadi, dia keburu diteriakin sama tukang-tukang makanan di dekat sana.
Itu cuma satu contoh kecil dan sepele emang. Tapi coba lihat potensi bahaya yang timbul.
Si bocah tadi masih bisa dianggap beruntung karena dia bergerak ke arah pinggir jalan dan sempat disadarkan. Terus gimana kalo dia bergerak ke tengah jalan di mana banyak kendaraan yang berlalu-lalang? Gimana kalo di sekitarnya ngga ada orang yang meneriaki dia? Kebayang kan apa yang bakal terjadi?
Gue sendiri bukan tipe orang yang penuh kewaspadaan. Itulah mengapa gue selalu berhenti mencari tempat aman sekiranya harus membuka HP buat texting. Tapi Pokemon Go adalah hal yang berbeda. Kita ngga bisa diam aja. Karena untuk mencari Pokemon-nya, kita harus terus bergerak. Bergerak sambil terus menatap layar smartphone lebih tepatnya.
Serius, ini kegiatan yang berbahaya.
Kecelakaan lalu lintas sangat mungkin terjadi. Entah kita sebagai korban ataupun pelaku. Sekedar info, Pokemon Go ini memungkinkan kita berburu Pokemon menggunakan kendaraan. Dengan catatan kecepatannya harus sangat minim. Lah, jalan kaki sembari main gadget aja udah bahaya, apalagi kalo sambil naik motor atau mobil?
Dan potensi bahayanya bisa meningkat pesat apabila game ini dimainkan oleh anak-anak. Selain karena lebih ceroboh, anak-anak juga dinilai lebih mengundang tindak kejahatan. Ya, melihat ada bocah yang mengacung-acungkan smartphone tentu menjadi sebuah pemandangan menarik bagi para pelaku kriminal.
Kalo cuma diambil smartphone-nya mungkin ngga terlalu masalah. Toh, masih bisa diganti. Yang gue takutkan, tindak kejahatannya bergeser ke hal-hal yang ngga pernah kita duga sebelumnya. Maka dari itu gue ngga menyarankan para bocah untuk memainkan game ini. Terkecuali dalam pengawasan orang tua.
Oke, mungkin gue terlalu berlebihan. Mungkin pada praktiknya kejadian buruk yang tertulis di atas ngga akan pernah terjadi. Mungkin itu semua hanya ada dalam awang-awang belaka. Gue harap juga demikian. Dan gue yakin kalian pun berharap hal yang sama.
Namun sayangnya, potensi bahaya selalu ada.
Jadi, tetaplah berhati-hati~